Selasa, 25 Agustus 2015

Parenting Nabawiyah

🌷🌹🌿
:::::: PARENTING NABAWIYYAH ::::::

✅ Lelah mendidik anak? Itu adalah bukti bahwa anda belum menikmati proses dan hasil mendidik anak.

✅ Apakah kita bahagia setelah anak kita sukses (sarjana, dapat kerja, dll)? Itu terlalu lama. Apalagi kalau anaknya banyak.

✅ Anak-anak itu aset. Bukan beban. Anak sholeh yang bisa mendoakan orang tuanya, itu aset. Ketika kita meninggal, maka yang paling berhak mensholatkan kita adalah anak kita. Itu aset. Sholat jenazah itu isinya doa semua. Anak itu kekayaan di dunia dan akhirat.

✅ Rosululloh bersabda: "Kamu (anak lelaki) dan hartamu milik orang tuamu."

✅ Artinya, walaupun sudah menikah, orang tua punya hak atas harta kita.Anak-anak yang kita dorong untk menghafal Al Qur'an 30 juz kelak di hari kiamat yang mendapat keistimewaan bukan hanya anak itu, tapi juga orang tuanya (mahkota).

✅ Hilangkan anggapan bahwa anak-anak itu beban. Anak-anak kita tidak numpang hidup pada kita. Numpang? Anda sombong. Bayi lahir sudah membawa rezekinya. Yang menjadi masalah adalah kita belum "percaya" pada Alloh.

✅ Tidak ingin punya anak banyak karena biaya pendidikan mahal? Logis. Tapi itu iman belum berperan.Kalau anak adalah aset, maka kita ingin punya sedikit atau banyak?

✅ Apa fungsinya sabar dan syukur kalau bukan untuk bahagia. Tawakkal. Petani itu bahagia saat tanamannya tumbuh baik, padahal belum panen. Saat hujan turun, padahal belum menanam.

✅ Jadi bahagia itu jangan tunggu panen, jangan tunggu sampai anak besar. Asal prosesnya baik. Kalau seperti ini, maka orang tua akan bahagia sepanjang usia anaknya.

✅ Ada masanya ketika orang tua panen raya. Syaratnya, hanya dengan cara Islam. Mendidik anak itu persis seperti menanam pohon.Alloh berfirman dalam QS. 3:35-37, didik anak dengan pertumbuhan yang baik.

✅ Di akhir QS. Al Fath berbicara tentang proses pertumbuhan tanaman hingga ia kokoh. Tapi dalam ayat ini Alloh tidak membahas hingga tanaman tersebut berbuah. Namun hingga tahap ini sudsh menyenangkan hati penanamnya.

✅ Alloh berbicara ini (tanaman) ketika Rosul mendidik sahabat-sahabatnya.Dalsm surat ini, belum panen saja Alloh sudah memberikan kebahagiaan.

✅ Anak kita yang menanam siapa? Kita. Setiap proses pertumbuhannya kita merasakan bahagia.

✅ Lalu kapan Alloh bicara buahnya? Di QS. Ibrohim: 24-25. Baiknya anak kita nanti, maka itu adalah hak Alloh. Tugas kita adalah menanamnya dengan baik. Semoga kelak Alloh mengizinkan agar hasilnya baik juga.

✅ Tapi ingat, pohon itu kan yang kita konsumsi bukan hanya buahnya. Mendidik anak juga sama. Tetapi itu dengan izin Alloh. Maka didiklah anak kita dengan maksimal. Ikuti caranya.

✅ Dalam sebuah hadits Rosululloh menyampaikan bahwa ada sebuah pohon. Dimana Keberkahan pohon itu seperti keberkahan seoranng mukmin. Pohon apa itu? Pohon kurma.

✅ Pelajari pohon kurma untuk mendidikan anak kita. Pohon kurma itu berkah, kata Rosul. Kurma itu berbuahnya perlu waktu lama, sekitar 8 tahun. Tapi hasilnya juga sesuai dengan kesabaran kita memetik buahnya.

✅ Sama seperti pohon zaitun yang bisa menopang perekonomian Spanyol. Jika pohon ini baik, maks ia akan lebih panjang dari usia kita.

✅ Pohon ini usianya ratusan tahun. Terus berbuah. Nutrisi kurma berbeda dengan nasi. Sesuai dengan kesabaran menunggunya berbuah.

✅ Yang tumbuh pertama dari pohon kurma adalah thol/ mayang/ bakal buah, tapi perlu dikawinkan dulu. Berdasarkan hasil penelitian, mayang jantan kurma, memiliki warna, aroma, dan fungsi yang mirip seperti sperma manusia.

✅ Mayang, akan tumbuh beralaskan cuma hijau (kholal), menyenangkan dari segi pemandangan walau rasanya belum manis. Anak kita pun demikian.

✅ Susui dengan cara yang benar. Usia 3-6 tahun adalah usia yang sangat penting mendapatkan sentuhan dari orang tuanya karena sedang pandai untuk meniru.

✅ Konsep pendidikan yang paling tepat di saat itu adalah keteladanan. Memang belum manis. Tapi kalau anak berperilaku baik dan lucu akan menyenangkan.

✅ Setelah kholal kemudian akan menjadi berwarna kuning. Mulai ada sedikit rasa manisnya. Setiap fase ada warna-warna indah pada anak-anak kita.

✅ Kemudian berwarna merah (balah). Rasanya sudah mulai enak. Kalau sudah usia 7 tahun Nabi perintahksn untk sholat. Dijaga hingga 10 tahun. Evaluasi. Bacaannya. Masih disuruh-suruh atau tidak. Bahkan Nabi memerintahkan untuk memukul dengan pukulan pendidikan. Jika sholatnya baik, yang lainnya akan baik. Dan perjelas status dia laki-laki atau perempuan. Pisahkan tempat tidur mereka. Apalagi dengan orang lain.

✅ Usia 10 tahun seharusnya sudah tidak boleh cium tangan dengan gurunya. Sebaiknya pendidikan dipisah mulai usia 10 tahun. Pelanggaran di tahap ini akan buruk di usia berikutnya.

✅ Tanamkan ilmu agama terlebih dahulu. Bukan ilmu umum dulu. Bacakan ayat-ayat Al Qur'an. Sucikan hati mereka. Ajari ilmu tafsir dan ilmu hadits Nabi. Sesuai dengan QS. Al Jumu'ah: 2. Lalu kemana ilmu eksak? Itu nanti. Ada di dalam QS. Al Baqoroh.

✅ Fase rusyda. Usia baligh. Bicara masalah harta. QS. An-nisaa': 5 dan 6. Kemampuan menyimpan dan mengembangkan uang dengan baik, dll.

✅ Kemudian kurma itu dari berwarna merah menjadi ruthob. Warnanya coklat. Rasanya manis sekali. Pada saat inilah anak akan berperilaku baik dengan sendirinya karena telah ditanamkan nilai-nilai kebaikan pada fase-fase sebelumnya.

✅ Semoga kelak anak kita menjadi anak yang sholih dan sholihah. Aamiin.

______
�� Oleh: Budi Ashari, Lc.

Jumat, 21 Agustus 2015

1000 Senyuman

"Kisah Anjing Kecil dan 1.000 Cermin"   

Ada seekor anjing kecil yang selalu bermuka muram sedang berjalan-jalan sambil merengut. Tiba-tiba ia tertarik untuk masuk ke suatu rumah yang pintunya terbuka. Ia tidak tahu bahwa di dalam rumah itu terpasang 1.000 cermin. Begitu anjing tersebut masuk ke dalam rumah, betapa kagetnya ia! Ternyata ada 1.000 anjing dengan ekspresi terkejut memandang ke arahnya! Karena merasa terancam, ia pun menyalak ke arah 1.000 anjing tersebut. Rupanya salakan tersebut dibalas dengan salakan juga oleh 1.000 anjing yang tidak lain adalah pantulan dirinya sendiri di 1.000 cermin. Karena takut, anjing kecil itu pun keluar dari rumah tsb. Hati kecilnya berkata, "Rumah ini sungguh mengerikan!".

Tidak berapa lama, seekor anjing yang berhati riang juga sedang berjalan-jalan di sekitar tempat itu. ia melihat rumah 1.000 cermin yang pintunya terbuka, dan sambil tersenyum kecil ia pun mengendap masuk. Betapa senangnya ia, begitu masuk, ia melihat ada 1.000 anjing yg juga sedang tersenyum kecil menatap dirinya! Ia pun mengibas-ngibaskan ekornya dan melompat dengan riang. Rupanya, 1.000 anjing di hadapannya juga ikut-ikutan mengibaslan ekornya dan melompat. Dalam hatinya ia berkata, "Wah, menyenangkan sekali di sini ....."

Sebenarnya kehidupan ini adalah rumah 1.000 cermin tersebut. Hidup hanya merefleksikan apa yang ada pada diri sendiri. Ketika berpikir bahwa kehidupan itu sulit, susah, maka mereka bersekongkol, orang jahat menjadi banyak, mereka akan menghancurkan kita .... Realita seperti itulah yang akan ditemukan.

Berhentilah murung, cemberut, sering komplain, mengeluh dan "menyalak" atas hal-hal di sekitar ....
Sebaliknya, berusahalah memperbaiki mental dan sikap, berpikir positif, bersyukur dan selalu menebar kebaikan ..... dan rasakanlah sensasi rumah 1.000 cermin yang luar biasa dahsyatnya ketika memberi senyum padanya.
1.000 senyuman akan berbalik untuk kita ....

Selamat pagi, sahabatku 😄

Sabtu, 08 Agustus 2015

BELAJAR DARI SUMUR.

Sebuah sumur bila ditimba airnya setiap hari tdk pernah kering, terus ada air didlmnya.
Anehnya kalau dlm satu hari saja airnya tdk ditimba, ketinggian air ƴğ ada di dlm sumur itu jg tdk meningkat, tetap saja spt semula. Inilah hukum alam.

Dimana didlm alam semesta terdapat misteri yang bertujuan untuk selalu memberi.
Sesungguhnya kehidupan kita juga sama & serupa dengan sumur ini. 

Pada umumnya orαπg berpikir bahwa kalau ia memberi apa yang dimilikinya pasti akan berkurang apa yang dimilikinya.

Tapi kalau kita mau belajar dari sumur ini, semakin banyak memberi akan semakin banyak air yang mengalir dari sumbernya.

Dalam hal memberi tidak harus dalam bentuk uang atau materi. Kita bisa memberi apa saja yang kita miliki.

Yang perlu diperhatikan adalah
jangan memberi karena terpaksa,
jangan memberi karena ingin dipuji, jangan memberi untuk menunjukkan bahwa kita kaya.

Sebaiknya kita memberi karena menginginkan orαπğ lain bisa bahagia, bisa hidup lebih baik & layak.

Dengan mengembangkan sikap mental memberi dengan tulus ikhlas dan murni, kita yakin setiap orang bisa.
Pilihan terserah pada kita.
Sedang manfaat langsung yang bisa kita rasakan saat memberi adalah perasaan kepuasan batin.
Dan inilah sebenarnya kebahagiaan Sejati. 💝

Berbagi menebar Rahmat

Gak Lolos SBMPTN serta Ujian Mandiri

Kisah nyata yg diceritakan Ustadz Yusuf Mansur di UII beberapa bulan lalu.
Dengan gaya khas beliau cerita

"Ada kawan saya yang pengen banget anaknya jadi pengusaha tambang. Lantas sejak anak itu masuk SMA, kawan saya ini udah giatin ibadah. Tahajud oke,dzikir dan witir oke, sedekah pun oke.
Beliau pengen anaknya bisa kuliah di ITS atau ITB, jadi ahli tambang.
Hingga pada saat ini anak kelas 12, Bapaknya jual motor satu-satunya yang beliau miliki untuk disedekahkan, berharap rahmat dan kelancaran dari Allah untuk test anaknya.

Anaknya ikut seleksi SBMPTN ambil di ITB dan ITS, ambil mandiri juga. Ambil jurusannya gak jauh-jauh dari pertambangan dan metalurgi. Sebab udah jadi cita-cita dari dulu.

Singkat cerita, ini anak kagak lolos SBMPTN. Masih lega sebab ada cadangan mandiri.
Dan eng iii eng.. Mandiri ITB pun gak lolos.
Si bapak bingung, kok Allah gak ngabulin impiannya sih? Dia kepengen anaknya jadi ahli tambang. Biar punya manfaat buat umat.

Bapaknya pun sudah kehabisan biaya untuk ikut test dan bimbel ini itu perlu banyak biaya. Akhirnya pasrah, si anak memutuskan untuk kerja.

Gak jadi tukang tambang tapi jadi supir.
Jauh sekali dari yang diharapkan.
Si anak tawakal, pasrah sepasrah-pasrahnya ama Allah. Sambil yakin "pasti Allah baek ama gue".
Nah...
Kebetulan si anak ini jadi supir boss besi di Surabaya. Tiap hari ini anak anterin boss nya ke tempat-tempat pengepul besi bekas di daerah Jawa.
Dari Banten sampe ke Jatim udah didatengin buat ketemu klien. Si boss ngajarin ini anak gimana besi yg bagus,dimana beli besi bagus,dan kemana harus dijual.

Singkat cerita, 2 tahun sudah ini anak kerja jadi supir si boss besi.
Si boss besi gak punya anak lelaki, akhirnya si boss putuskan dgn istrinya
"anak ini amanah,biar dia aja yg pegang usaha kita!". Jrenggggg.. hati anak ini bergetar. Betapa Allah mengabulkan permintaan ayahnya.
Ia sekarang jadi pengusaha tambang besi! Bahkan ketika temen-temennya yang lolos di pertambangan ITB masih kuliah, dia yg gak lolos udah jadi pengusaha.

Lucunya, ketika si anak ini menginterview calon karyawan nya lalu melihat cv kalo si calon karyawan ini lulusan ITB yg seangkatan dengannya, gumam dalam hati "ehmmm saingan gue dulu nih.".
Yang lolos masih jadi karyawan tapi yg gak lolos malah jadi boss.
Heran? Gak usah heran! Ini cara Allah.
Ente bisa punya mimpi jadi dokter. Lalu Allah beri ente penghalang menuju mimpi itu, tapi kalo ente jernih memandang Allah, kegagalan bukan penghalang.
Itu justru jalan tol ente semua menuju kesuksesan.

Yusuf Mansur 3 kali ditolak AIN Jakarta (sekarang UIN), berkali-kali ditolak UI,
tapi sekarang... Alhamdulillah, Yusuf Mansur diundang jadi tamu kehormatan di UI.
Yang waktu itu lolos? Belum tentu."
Semoga memotivasi!
Semangat menginspirasi!
Sumber: Fanpage BEM UNJ
Diteruskan oleh Mahasiswa UI http://line.me/ti/p/@mahasiswaui

Jumat, 07 Agustus 2015

Membeli Kesuksesan dengan Sedekah


Ustadz Yusuf Mansur
“Mengapa seseorang selalu merasa kurang secara penghasilan? Mungkin karena ia kurang sedekah!” buka Ustad Yusuf Mansur malam itu. Beliau melirik sekelilingnya. Wajah-wajah muda, dengan tatapan penuh semangat tengah duduk mengelilinginya. Mereka adalah 20 besar kontestan eliminasi Mimbar Dai TPI. Mereka tekun menyimak penuturan ustad pendiri Wisata Hati Coorporation itu. Malam itu, tanggal 12 Juli 2005, Ustad Yusuf mendapat kesempatan memberikan pembekalan atau pelatihan bagi para dai muda di Asrama Haji Pondok Gede, Bekasi. Acara yang diselenggarakan habis Isya sampai pukul 21.00 itu, berlangsung cukup seru. Dilengkapi beberapa games, salah satunya berupa simulasi dengan selembar kertas, yang mengundang tanya peserta. Banyak orang yang memiliki penghasilan besar, namun selalu merasa tidak cukup. Bahkan tidak jarang pengeluaran mereka lebih besar dari penghasilan yang didapat. Mungkin diri kita pernah merasakan demikian. Maka instropeksilah, mungkin sedekah yang kita keluarkan terlalu sedikit, sehingga berkah yang Allah berikan juga sekedarnya. Padahal dalam surat Al An’am ayat 160, Allah sudah janji akan melipatgandakan pahala sampai 10 kali lipat bagi mereka yang berbuat kebaikan. Jadi sebetulnya kita tak perlu ragu untuk menyisihkan penghasilan bagi mereka yang membutuhkan. 1 – 1 = 10, itulah ilmu sedekah. Banyak kejadian dibalik fenomena keajaiban sedekah.
 
Dalam kesempatan tersebut, Ustad Yusuf memaparkan beberapa kisah yang Insya Allah mampu meningkatkan keyakinan kita, bahwa Allah pasti akan meliptrgandakan pahala-Nya, bila kita sedekah. Contohlah sebuah kisah tentang seorang supir yang mengeluh karena gajinya terlalu kecil.
 
“Supir ini datang ke Klinik Spiritual dan Konseling Wisata Hati. Dia bilang gajinya cuma 800 ribu, padahal anaknya lima! Ia ingin gajinya jadi 1,5 juta!” ujar Ustad Yusuf sambil duduk bersila di permadani.
Dengan bijak, Ustad Yusuf mengajak supir itu mensyukuri terlebih dahulu apa yang telah didapatkannya selama ini. Kemudian ia menunjukkan surat Al An’am 160 dan surat 65 ayat 7, mengenai anjuran bagi yang kaya untuk membagi kekayaannya dan yang mampu membagi kemampuannya.
 
Supir itu lantas bertanya,”Kapan ayat-ayat itu dibaca dan berapa kali, Ustad?” “Nah, inilah kelemahan orang kita,” potong Ustad Yusuf sejenak, “Qur’an hanya untuk dibaca!”
 
Agak kesal dengan pertanyaan sang supir, Ustad Yusuf menyuruhnya segera berdiri. Kemudian ia bertanya, ”Maaf… boleh saya tanya pertanyaan yang sifatnya pribadi? ”Supir itu mengangguk. “Nggak bakal tersinggung?” Kembali supir itu mengangguk. “Bawa duit berapa di dompet?” desak Ustad Yusuf. Supir itu mengeluarkan uangnya dalam dompet, jumlahnya seratus ribu rupiah. Langsung Ustad Yusuf mengambilnya. “Nah, uang ini akan saya sedekahkan, ikhlas?”
 
Supir itu menggaruk-garukkan kepalanya, namun sejurus kemudian mengangguk dengan terpaksa. “Dalam tujuh hari kerja, akan ada balasan dari Allah!” “Kalau nggak, Ustad?” “Uangnya saya kembaliin!”
Mulailah sejak itu ia menghitung hari. Hari pertama tidak ada apa-apa, demikian pula hari kedua, bahkan pada hari ketiga uangnya hilang sejumlah 25 ribu rupiah. Rupanya ketika ditanya Ustad Yusuf tempo hari, sebenarnya ia bawa uang 125 ribu rupiah, namun keselip.
 
Pada hari keempat supir itu diminta atasannya untuk mengantar ke Jawa Tengah. Selama empat hari empat malam mereka pergi. Begitu kembali, atasannya memberikan sebuah amplop, “Ini hadiah istri kamu yang kesepian di rumah,” begitu katanya.
 
Ketika amplop itu dibuka, Subhanallah…. Jumlahnya 1,5 juta rupiah. Para dai muda yang menyimak cerita itu terkagum-kagum.
 
Kemudian ustad Yusuf bertanya, “Siapa yang belum nikah?” serentak hampir semua peserta mengacungkan tangan dengan semangat, seraya bergurau. “Nah, selain untuk memanjangkan umur, mengangkat permasalahan, sedekah juga mampu membuat orang yang belum kawin jadi kawin, dan yang udah kawin…” “Kawin lagi???” jawab beberapa peserta, kompak! Ustad Yusuf tertawa, “Yang udah kawin… makin sayang…”
 
Lalu mengalunlah sebuah cerita lain. Ada seorang wanita berusia 37 tahun yang belum menikah mengikuti seminarnya. Setelah mendengarkan faedah sedekah, wanita itu lantas pergi ke masjid terdekat dari rumahnya dan bertanya pada penjaga masjid itu, “Maaf, Pak… kira-kira masjid ini butuh apa? Barangkali saya bisa bantu…” “Oh, kebetulan. Kami sedang melelang lantai keramik masjid. Semeternya 150 ribu…” Wanita itu menarik sejumlah uang dari sakunya, yang berjumlah 600ribu. Tanpa pikir panjang ia membeli empat meter persegi lantai tersebut,”Mudah-mudahan hajat saya terkabul…” harapnya.
 
Subhanallah… Allah menunjukkan keagungan-Nya. Minggu itu juga datang empat orang melamarnya! “Itulah sedekah!”
 
Ustad Yusuf menantang mata peserta,”Sulit akan menjadi mudah, berat menjadi ringan… asal kita sedekah!”
Sebuah kisah unik lainnya terjadi. Suatu hari, seorang wartawan mengajak Ustad Yusuf ke Semarang, hanya untuk berpose dengan sebuah mobil Mercedez New Eyes E 200 Compresor baru. Tak ada yang istimewa dengan mobil itu kecuali harganya yang mahal, sekitar 725 juta rupiah, dan… mobil itu milik seorang tukang bubur keliling!
 
Loh, bagaimana bisa seorang tukang bubur punya mercy? Bisa aja kalau Allah berkehendak. Tukang bubur itu tentunya tak pernah bermimpi bisa memiliki sebuah mobil Mercedez baru. Namun kepeduliannya kepada orang tua, justru membuatnya kejatuhan bulan.
 
Karena orang tuanya ingin naik haji, tukang bubur itu giat sedekah. Ia sengaja menyediakan kaleng kembalian satu lagi, khusus uang yang ia sedekahkan. Yang kemudian ia tabung. Ketika tabungannya itu telah mencapai 5 juta, ia mendapatkan satu poin memperebutkan sebuah mobil mercy. Dan si tukang bubur itulah yang memenangkan hadiah mobil tersebut.
 
Karena tak mampu membayar pajaknya sebesar 25%, seorang ustad bernama Hasan, pemilik Unisula, membantunya. Maka, jadilah mobil itu milik tukang bubur.
 
Kisah terakhir, tentang hutang 100juta yang lunas hanya dengan sedekah 100 ribu rupiah. Orang ini mendengarkan ceramah seorang ustad yang mengatakan, kalau sedekah itu dapat membeli penyakit, dapat membayar hutang, dan dapat menyelesaikan masalah. Teringat hutangnya sejumlah 100 juta, ia menyedekahkan uang yang ada, sebesar 100 ribu.
 
Dalam hatinya ia berharap hutangnya dapat cepat lunas. “Dan… Allah mengabulkan doanya secepat kilat. Begitu pulang dari pengajian, saat menyebrang jalan, orang itu tertabrak mobil dan lunaslah hutangnya!” seru Ustad Yusuf berapi-api.
 
Semua melongo kemudian tertawa. Hampir semua menebak orang itu meninggal, sehingga si pemilik piutang mengikhlaskan hutangnya.
 
“Nggak!” koreksi Ustad Yusuf cepat, “Dia cuma pingsan. Kebetulan yang nabrak orang kaya. Selain dibawa ke rumah sakit, dia juga melunasi hutangnya!”
 
Itulah… ALLAH punya cara tersendiri untuk menolong hamba-Nya.

Coaching

THE BLIND SPOT" :

Saudara/i ku, tahukan Anda...

Semua petinju profesional memiliki pelatih. Bahkan, petinju legendaris sehebat Moh Ali sekalipun jg memiliki pelatih. Yaitu Angelo Dundee yang membantu Ali menjadi Juara dunia 3 kali. Padahal jika mereka berdua disuruh bertanding, sangat jelas Angelo Dundee tidak akan pernah menang.

Mungkin kita ber-tanya2, mengapa Moh. Ali butuh pelatih kalau jelas dia pasti menang melawan pelatihnya?

Ketahuilah bahwa Moh.Ali butuh pelatih bukan karena pelatihnya lebih hebat, tapi karena ia membutuhkan seseorang untuk melihat hal2 yang "TIDAK DAPAT DIA LIHAT SENDIRI"

Hal yg tidak dapat kita lihat dgn mata sendiri itu yg disebut: "BLIND SPOT" atau "TITIK BUTA". Kita hanya bisa melihat "BLIND SPOT" dengan bantuan orang lain.

Dalam hidup, kita butuh seseorang untuk mengawal kehidupan kita, sekaligus untuk mengingatkan kita seandainya prioritas hidup kita mulai bergeser.

Kita butuh orang lain YANG :
¤ Menasihati,
¤ Mengingatkan, bahkan.....
¤ Menegur jika kita mulai melakukan sesuatu hal yg keliru, yg mungkin tidak kita sadari.

Kita butuh KERENDAHAN HATI untuk :
¤ Menerima kritikan,
¤ Menerima nasihat, dan
¤ Menerima teguran.......
itulah yang justru menyelamatkan kita.

Kita bukan manusia sempurna.
Jadi, biarkan orang lain menjadi "mata" kita di area 'Blind Spot' kita, sehingga KITA BISA MELIHAT apa yang TIDAK BISA KITA LIHAT dgn 'pandangan' kita sendiri...